Give Me a Chance

cast ;
Shim Changmin
Han Ah Rin
and other cast

“bagaimana hasilnya dok?” tanyaku khawatir.
“hhmm kita tunggu hasil labnya saja AhRin” jawab dokter itu.
“baiklah kalau begitu, ghamsahamnida” gadis itu membungkukkan tubuhnya dan meninggalkan ruang dokter.

Oha ya aku belum meperkenalkan diriku. Namaku Han Ah Rin. Mungkin kalian bingung dengan dialog diatas. Memang sudah 3 bulan aku divonis dokter terkena penyakit leukimia . Tapi entah separah apa. Yang pasti hanya aku, dokter, dan tuhan yang tahu penyakit ini. bahkan namjachinguku pun tidak aku beritahu. Aku tidak tega untung memberitahunya. Yak namjachinguku adalah Shim Changmin.
@campus
“chagiya” panggil seseorang yang suaranya aku kenal.
“oppa. Kenapa lari2 begitu” tanyaku mlihatnya dengan napas yang tersendat-sendat.
“kau ini kemana saja, tadi pagi aku ke flat mu, ternyata kau sudah pergi?” tanyanya khawatir. Ya ini salah satu alasan mengapa aku tidak mau memberitahu tentang penyakitku ke dia. Changmin oppa selalu mengkhawatirkanku. Dan aku tidak mau membuatnya cemas.
“oh itu ya oppa. Ehm aku pergi ke rumah JunRa onnie untuk meminta bantuannya. Hehe” jawabku dengan tersenyum manis.
“ohh kenapa tidak bilang. kan aku bisa mengantarmu.” Katanya dan mengacak ramputku halus.
“hehehe mianhae oppa aku lupa.” Pohongku “mianhae oppa aku harus berbohong padamu” batinku
“ya sudah nanti sepulang kuliah aku tunggu kau di depan gerbang ya.” Sambungnya sambil berlalu.
Aku tersenyum bahagia melihatnya. Tiba-tiba pinggang sebelah kanan ku terasa sangat sakit.
“aahhh” erangku dan aku segera pergi ke toilet. Rasa sakit ini yang sering aku alami mual dan alhasil pasti muntah darah.
Setelah aku keluar dari toilet, aku menuju kelasku.
“Annyeong Ah Rin” sapa namja sahabatku. Lee Taemin
“ne. Annyeong.” Jawabku sambl tersenyum
“kau kenapa pucat sekali?” khawatirnya
“oh ah tidak apa2. Hanya sedikit capek” dustaku
“gotjimal! Kalau capek tidak mungkin sepucat itu.” Lanjutnya
“ah sudahlah aku tidak apa2 Taemin-ah” elakku
“kau yakin?” tanyanya
“ne aku yakin..” aku tersenyum meyakinkan.
“Taemin-ah aku ke kelas dulu ya.” Ku tinggalkan Taemin dengan raut kekhawatirannya.
“mianhae Taemin-ah aku harus berbohong padamu” gumamku
# # # # # # # # # #
Sepulang kuliah.
“Ah Rin-ah!” panggil seorang namja
Aku hanya tersenyum melihatnya. Senyum bahagia karena masih diberi kesempatan oleh tuhan untuk bersama namja itu. Changmin oppa.
“annyeong..” sapaku
“chagi, gwenchana?” tanyanya tiba-tiba
“waeyo oppa?” tanyaku balik
“wajahmu pucat chagi.” Khawatirnya sambil memegang dahiku.
“a.. a.. gwenchanayo oppa” jawabku menenangkan.
“kalau begitu aku antar pulang kau ya.” Tuturnya sambil membukakan pintu mobil.
“gomawo oppa” jawabku sambil tersengym.

@ home
“chagi, kau yakin kau baik2 saja?” tanyanya khawatir
Memang kepalaku terasa sangat pusing dan tulang ku terasa sakit sekali.
“gwenchanayo oppa. Hanya saja aku terasa sedikit capek.” Dustaku.
“kalau begitu masuklah dan istirahatlah yang cukup.” Changmin oppa mengecup kening ku.
“pasti oppa. Oppa juga ya cepat pulang dan istrahat yang cukup.” Sambungku polos
“ara.. ara.. jalja chagii” changmin oppa masuk kedalam mobilnya dan meninggalkan rumah ku.
Saat ak akan membuka pintu rumahku, aku merasakan sesuatu dari hidungku. Saat aku menguapnya dengan tangan ku, ternyata darah.
“aaiisshh.. kenapa harus pendarahan lagi.” Sebalku
Malam ini aku merasa sangat lelah lagi2 semua tulang dan persendianku terasa sangat sakit.
Tanpa ba bi bu lagi ak langsung merebahkan tubuhku di yempat tidurku.
Keesokan harinya -.-

Saat aku bangun, aku mengecek kotak suat. Ku mencari-cari beberapa surat penting dan aku menemukan surat dari rumah sakit.
Setelah kubaca surat itu, ternyata aku dimohon untuk datang ke rumah sakit besok.
Aku menghela napas pendek.
“aku benci rumah sakit.” Gumamku
Kenapa aku harus ke rumah sakit?
Apa dokter akan menjelaskan sesuatu tentang penyakitku?
Dan apa alasanku nanti kalau Changmin oppa menanyakanku?
Ribuan pertanyaan terlintas dipikiranku. Jujur, Tuhan aku belum siap untuk kau panggil.
Karena aku belum melakukan hal yang terbaik. Terlebih untuk orang yang kucintai.

Ddrrrt.. ddrrrtt..
“yoboseyo oppa.” Sapaku pada changmin oppa yang menelponku pagi sekali.
“chagi, bisakah kau keluar sebentar?” pintanya aneh.
“eehhm ne baiklah..” aku keluar rumahku. Dan aku menemukan sebucket bunga mawar putih. Bunga kesukaanku.
“bagaimana? Kau suka?” tanya changmin oppa dari seberang
“aahh oppa ternyata ini dari kau.” Mukaku berssemu.
“hahaha kau wajahmu yang cantik itu pasti bersemu.” Godanya
“aahh oppa..” manjaku
“chagi, apa kau bisa membuka pagar rumah mu? Di luar sangat dingin.” Lanjutnya.
“hah maksud oppa?” tanyaku bingung.
“sudaahh buka sajaa.”
Kubuka pagar rumahku, dan betapa kagetnya aku. Ternyata namjachinguku ini sudah berdiri kedinginan rupanya.
“oppa.. pagi ini kau penuh kejutan.” Kataku menggembungkan pipku.
Dia hanya terkekeh dan mengacak puncak kepalaku.
“ayo masuk oppa.” Kugamdeng tangannya.
# # # # #
“chagi, itu amplop apa?” tanyanya menuju amplop surat dari rumah sakit
Aku langsung mengambil amplop itu dan menyembunyikannya di belakangku.
“kenapa kau sembunyikan chagi?” tanyanya penasaran sambil berusaha mengambil surat itu.
“ini.. ini.. bukan surat apa2 oppa. Ini surat.. surat surat tagihan saja.” aku beralasan.
“tapi kenapa kau menyembunyikannya dariku? Tanyanya
“karena ini kan surat tagihan kartu kredit, aku malu kalau kau lihat.” Bohongku lagi
“yasudah kalau kau tidak mau aku tahu..” sambungnya.
“mianhae oppa. Aku tidak mau kau tahu penyakitku.” Batinku

# # # # # #

Ototku menegang saat ku menyusuri koridor panjang rumah sakit ini. jantungku pun berdegub kencang. Aku takut mendengarkan hasil dari dokter Kim.
“annyeonghaseyo.” Salamku sambil membuka pintu ruang dokter kim.
“annyeonghaseyo. Ah Rin-ssi, silakan masuk.” Balas doter Kim.
“ne. Gamshahamnida.” Aku duduk di kursi yg disediakan.
“apa kau siap Ah Rin-ssi?” dokter Kim meyakinkan.
“Ne dokter Kim.” Jawabku pasrah.
“hasil lab menyatakan kalau kau menderita Akut Myelogenous leukemia.” Terang sang dokter.
“maksud dokter?” tanyaku
“Akut Myelogenous leukemia (AML) merupakan kanker yang menyebar dengan cepat di dalam darah dan sumsum tulang. Karena yang asli leukemic sel, sumsum tulang yang memproduksi berbagai blasts, atau belum, nonfunctional sel. Di bawah keadaan sehat, sel-sel ini akan berkembang menjadi sel-sel darah putih yang memerangi infeksi, sel darah merah membawa oksigen ke seluruh tubuh, atau platelets untuk membantu clotting. Namun, pada orang yang AML, blasts ini tidak mengalami perkembangan normal dan menghambat produksi sel-sel baru.” Terang dokter Kim
“lalu apa saya bisa sembuh?” tanyaku
“untuk kedepan saya belum bisa memastikan Ah Rin-ssi, jadi saya hanya bisa menyarankan untuk melakukan kemoterapi.” Jawab dokter kim

# # # # #

Aku berjalan lunglai tanpa semangat. Kenapa harus aku tuhaan. Kemoterapi? Apa aku kuat menjalani ini semua? Dan apa aku bisa menyembunyikan ini semua dari Changmin oppa?

-TBC-

Comments

Popular posts from this blog

Campus Housing