Brother Complex (Part-1)


Cast       :
Park Jung Soo a.k.a Leeteuk superjunior
Lee hyukjae a.k.a Eunhyuk superjunior
Park Jaemin  a.k.a Ziizah    Changtaemin
Kim Jun Ra  a.k.a Raras Junsu
Yoona  SNSD

“pagi dongsaeng ku..
Miane aku harus pergi ke kampus pagi-pagi sekali. Aku harus menyerahkan tugas akhirku ke dosen karena hari ini sudah deadline
Ohya miane karena hari ini kau harus pulang pergi ke sekolah sendiri, karena oppa mau mengantar Yoona ke tempat les vocalnya. Lalu oppa dan yoona mau dinner anniversany kita.
Tapi oppa sudah menyiapkan sarapan untuk dongsaengku tersayang ini.  aku kan oppa yang baik hati.

Saranghae dongsaeng
   Jung soo Oppa ^^

Pagi yang cerah ini serasa menjadi gelap seketika setelah aku membaca memo dari Oppa. Dia selalu saja meninggalkan ku demi yejachingunya itu Yoona Onnie.
Awalnya aku senag oppa ku bisa mendapatkan Yoona Onnie yeoja yang oppa puja sejak SMA. Tapi lama kelamaan oppa lebih mementingkan Yoona Onnie daripada aku dongsaeng kandungnya sendiri.
“Oppa macam apa seperti ini??” rutukku dalam hati
Aku berangkat sekolah denga n tidak semangat. Benar-benar tidak semangat. Bagaimana bisa semangat kalau aku harus berangkat ke sekolah jalan kaki, dan sendirian lagi. Oppa juga tidak membolehkan aku untuk naik bus sendirian, katanya takut aku nyasar. Memang aku anak umur tujuh tahun ap?? Aku kan sudah 17 tahun.  Di sepanjang perjalanan aku benar – benar mengeluh pada  diriku sendiri.
Tiba-tiba terdengar suara motor sport dari belakangku. Sontak aku menghentikan langkah kaki ku dan menoleh.
“jaemin-ah apa kau mau berangkat ke sekolah?” tanya si pengendara motor itu sambil melepaskan helmnya.
“hyukjae oppa!!” aku terkejut sekaligus senang. “ne oppa.. ini aku mau ke sekolah.” Jawabku sambil tersenyum
“pasti, lagi-lagi kau ditinggalkan Oppamu Jungsoo hyung.” Oppa menebak dan tersenyum mengejek.
Belum sempat aku menjawabnya, oppa berkata “naiklah ke motorku akan kuantar kau kesekolah”
“chongmal??” aku terbelalak kegirangan.
“Ne.. cepatlah apa kau mau datang ke sekolah terlambat?”
Aku berlari kecil dan menaiki motor hyukjae oppa. “kajja.. bepeganganla kau kalua ingin selamat.”
Aku berpegangan di pinggang oppa.
“hihihi. Gomawo oppa. Kalau beginikan aku tidak perlu capek-capek jalan kaki.” Kataku saat kita diperjalanan.
“dasar kau..” kata hyukjae oppa
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Sesampainya di sekolah
“gomawo oppa.” Aku tersenyum lebar dan membungkukkan badan ku
“cyonmaneyo. Aku duluan ya” Hyukjae oppa belalu dengan motornya
Selama ini Hyukjae oppa lah yang selalu ada bersamaku saat jungsoo oppa meninggalkanku. Dia adalah sahabat Jungsoo oppa sejak SMA, jadi dia selalu tahu kalau akhir-akhir ini aku ditinggalkan jungsoo oppa.
“jaemin-ah..!!” seseorang membuyarkan lamunan ku. Saat aku menoleh ke arahnya, ternyata dia sahabat terbaikku Jun ra.
“ya.. Jun Ra-ah wae?”
“aniyo.. hanya ingin jalan ke kelas barengan” katanya ringan dengan tersenyum
“baikah..” aku tersenyum melihat sahabatku ini
“jaemin-ah bagaimana kabar oppa mu? Apa dia masiih sering meninggalkanmu?”
Aku tersenyum melihat sahabatku ini. aku tahu kalau dia memiliki perasaan suka dengan oppaku. Tapi dia menyembunyikannya, karena dia tahu sudah ada yoona onnie. Itu juga alasan aku mulai tidak nyaman dengan hubungan jungsoo oppa-yoona onnie.
“entahlah. Pagi- pagi sekali tadi dia sudah pergi ke kampus. Sepulangnya dari kampus dia harus menemani Yoona Onnie dan blablabla..” aku malas menceritakannya pada Jun Ra
“jadi kau berangkat ke sekolah sendiri? Kenapa tidak sms aku untuk menemanimu berangkat ke sekolah.
“ah tidak. Aku tadi bertemu dengan Hyukjae Oppa lalu aku diantarkan dia.” Jawabku ringan
“selalu begitu hyukjae oppa selalu ada untukmu. Beruntung sekali  kau”
Aku hanya membalasnya dengan senyuman. Dan kita pun sampai di kelas kita.
Setelah 8 jam di sekolah, jam sekolah pun berakhir. Aku dan Jun Ra berjalan menyusuri koridor sekolah.
“jaemin-ah, gwenchana?” Jun Ra menyadari kalau aku murung selama berjalan dengannya.
“Ah.. gwenchanayo. Hanya saja sku malas untuk pulang sendiri.”
“kau pulang bersamaku saja.”
“Aahh.. tidak usah memrepotkan. Arah rumahmu dengan rumahku kan berlawanan arah.” Jawabku tidak ingin merepotkannya
“ya sudahlah kalau kau tidak mau. Aku tidak memaksa. Tapi kau hati-hati ya. Kalau sudah sampai rumah kirim sms. Arraseo?”
“ne arraseo chingu.” Jawabku ringan.
“omo Jaemin-ah lihat itu” junra menjuk seseorang dengan motor sportnya.
Aku melihat kearah orang itu.
“OMO!! Itukan Hyukjae Oppa.” Aku terkejut.
“waahh baik sekali dia mau mengantar jemputmu. Kalau kau pulang bersamanya aku jadi tenang.” Kata Jun ra dengan tersenyum.
“Ah kau ini. oh ya apa sopirmu sudah datang menjemputmu?”
“sudah. Itu dia sudah stanby di bawah pohon.” Junra menunjuk kearah mobil jemputannya.
“sudah sana kasian hyukjae oppa. Sudah menunggu mu” junra menepuk bahu ku dan masuk ke dalam mobilnya. Dan kita saling melambaikan tangan.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Aku berjalan menghampiri  hyukjae oppa.
“oppa..” sapaku
“jaemin-ah, kau sudah pulang.”
“sudah oppa. untuk apa oppa kesini?” tanyaku antusias
“sebenarnya tadi aku memikirkan dongsaen kawanku yang malang. Karena hari ini dia harus pulang ke rumah sendirian.” Jelas oppa
“oh jaidi dongsaeng kawan kakak itu juga sekolah disini. Siapa ?” tanya ku polos
Pletak
“ya!! Pabo sekali kau!!” hyukjae oppa menjitak ku
“sakiiit.. loh memang aku kenapa?? Aneh sekali oppa ini. aku bertanya kok malah di jitak.” Aku manyun sambil menggosok-gosok dahiku yang sakit.
“yang aku maksud itu kau jaemun-ah..” hyukjae oppa mengacak rambutku.
“OMO.. miane oppa. Aku tidak tahu kalau yg oppa maksud itu aku. Tapi tunggu dulu. Apa tadi oppa bilang? Dongsaeng yang malang?” aku memanyunkan bibirku sambil mencubit lengan hyukjae oppa.
“Aaauuww.. sakit.” Hyukjae oppa menggosok lengannya yg tadi aku cubit
Aku hanya mengetawakannya dan oppa juga ikut tertawa.
“kajja..”  ajak oppa sambil memberikan helm padaku.
Aku menaiki motor lalu kami berlalu meninggalkan sekolah ini.
“jaemin-ah kita pergi  makan siang dulu ya. Pasti kau belum makan kan?” oppa setengah bertiak.
“ne oppa . kita mau makan dimana?” tanya ku juga setengah berteriak.
“sudah kau ikut saja denganku.”
@ restaurant
Aku dan oppa berjalan menuju salah satu meja. Saat akami berjalan, tiba-tiba
“Hyukie, Jaemin-ah!!” seseorang memanggil kami dan kami pun menoleh bersamaan.
“Hyung-Oppa” jawab kami bersamaan
Aku sangat kaget karena aku melihat ada Jungsoo oppa disini tanpa Yoona onnie.
“kemarilah. Kalian bisa bergabung dengan ku.” Kata oppa ringan.
Aku dan hyukjae oppa mengikuti kata jungsoo oppa. Jadilah kami makan sIang bersama.
“kalian mau memesan apa?” tanya oppa.
Tapi aku menyadari sesuatu tidak beres dengan oppaku ini. sepertinya dia menyembunyikan sesuatu dariku.
“ah aku bibimbab saja oppa.” Jawabku semangat
“kau hyukie?” tanya oppa pada hyukjae oppa
“samakan saja pesananku dengan jaemin, hyung” jawab hyukjae oppa dengan tersenyum
Jungsoo oppa memenggil pelayan dan memesan semua makanan kami.
“Hyung, kenapa kau disini sendirian?” tanya hyukjae oppa setelah pelayan itu pergi
“ne, oppa. Bukanny salah satu alasan kau meninggalkanku adalah pergi bersama Yoona onnie?” tanya ku antusias
Jungsoo oppa hanya tertunduk dan menghela napas.
“hyung, gwencana?” tanya hyukjae oppa sambil menepuk bahu jungsoo oppa.
“oppa waeyo?” tanyaku khawatir
“jaemin-ah miane.” Oppa menghela napas dan melanjutkan perkataannya “aku merasa seperti orang bodoh kerena lebih mengutamakan yoona daripada kau yang dongsaeng kandungku sendiri.”
“gwenchanayo oppa.” Aku tersenyum sambil menggenggam tangan oppaku itu
“hyung, apa kau ada masalah denga Yoona?” tanya hyukjae oppa khawattir.
“oh.. aniyo. “
Aku makin curiga dengan oppa ku. Kenapa oppa harus merahasiakan sesuatu dari kami
“gotjimal! Oppa, kau tidak mungkin tidak ada masalah. Kau tidak bisa menyembunyikan apapun dariku. Ceritalah oppa.” Kataku serius
“nan chongmal gwencanayo..” jawab oppa
“OPPA” bentakku tidak sabar
“sudahlah jaemin. Mungkin oppa mu belum mau bercerita. Jangan paksa dia. Kalau seseorang ada masalah, belum tentu dia mau langsung bercerita.” Hyukjae oppa menenangkanku.
“waaahh.. hyukjae oppa dewasa sekali bila disaat serius. Ternyata seorang hyukjae oppa yang selama ini humoris dan cenderung jahil bisa sangat dewasa” batinku terkagum
“ya!! Jaemin-ah kenapa kau tersenyum sendiri?” jungsoo oppa memecahkan lamunanku
“kau melamunkanku ya..” hyukjae oppa menggoda ku
“mworago?” aku benar-benar salah tingkah dibuat hyukjae oppa, dan aku yakin wajahku memerah layaknya kepiting rebus.
Kedua oppa-oppa di samping dan hadapanku ini menertawakan ku. Dan aku hanya memanyunkan bibirku.
Pelayanpun datang membawakan pesanan kami. Dan kami menikmati makanan kami masing-masing.
^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^^
Keesokan harinya
“hhoooaaahhmm.. akhirnya hari sabtu datang juga.” Aku bangun dari tidurku dengan muka yang amat cerah. Siapa coba yang tidak senang dengan hari libur.
Aku menuju kamar mandi untuk menggosok gigi dan mencuci mukaku.
Tok.. tok..
“jaemin-ah apa aku sudah bangun??” teriak jungsoo oppa.
“sudah oppa” ucapan tidak begitu jelas karena aku sedang menggosok gigiku.
“kalau begitu cepat kau keluar dari kamarmu. Kita sarapan bersama.”
“ne oppa.. jamkambanyon..” teriakku lagi.
Lalu aku menuruni tangga masih dengan piama kebesaranku.
“waaahh oppa kau rajin sekali. Pagi-pagi begini sudah menyiapkan sarapa.” Wajahku bersinar melihat nasi goreng dan sosis gulung ramen buatan opp.
“ini sudah siang pabo. Oppa juga bangun kesiangan. Lihat jamnya” oppa menunjuk jam yang ada di ruang makan kami.
“mwo? Sudah jam sepuluh?” aku kaget melihat jam tersebut.
“kau ini.. perempuan kok bangunnya sesiangan.” Ejek oppa
Lalu kami berdua makan sarapan kami masing-masing dengan lahap.
Ting tong..
Seseorang menekan bel rumah kami. Lalu oppa bergegas membukakan ppintu
“ne, jamkambanyon. Nugu seyo?” teriak oppa. Lalu terdengar pintu terbuka
“ahnyeong hyung..”
“A. Hyukie. deureo Oseyo (silahkan masuk)..  kata oppa
“oh ternyata Hyukjae oppa.” Gumamku sambil meneruskan sarapanku
Lalu jungsoo oppa mengajak hyukjae oppa ke ruang makan.
“hyukie ayo ikut sarapan bersama kami.” Ajak oppa
Aku masih cuek dan meneruskan sarapanku
“baiklah hyung. Gomawo.” Kata hyukjae oppa dan dia duduk de kursi sebelahku.
“cheonmaneyo. Jhapsuseyo ( silahkan makan).” Kata oppa
-Sorry-Sorry-Sorry-Sorry, Naega-Naega-Naega meonjeo
Nege-nege-nege ppajyeo, Ppajyeo-ppajyeo beoryeo baby-

Ponselku berbunyi dan aku melihat kearah layar.
Ternyata panggilan dari jun ra.
“yoboseyo junra-ah.” Aku menjawab telepon jun ra dengan mulut yang masih full dengan nasi goreng
“YA!YA! JAEMIN-AH TELANLAH DULU MAKANANMU.” Jungsoo oppa menyelaku dan hyukie oppa tertawa.
“haiiisst.. cerewet sakeli kau oppa.” Gerutuku lalu meninggalkan mereka berdua.
“jaemin-ah ada apa kau ribut-ribut dengan oppamu?” suara junra dari seberang.
“A. Jun ra-ah gwenchanayo. Oh ya ada apa kau menelepon ku?” tanya ku
“sepulang sekolah kemarin bukannya kau janji untuk meng-smsi ku?”suara jun ra agak sebal.
“oh.. miane aku lupa. hehe” aku terkekeh
“ada yang mau aku bicarakan denganmu. Penting” suara Jun ra berubah serius.
“kita bicara dimana?” tanyaku juga dengan nada serius.
“ Aku tunggu kau di cafe dekat sekolah. Jam 1 kau sudah harus kesana.”
“ne. Aku akan datang” aku menutup flip ponselku lalu pergi kembali ke ruang makan.
“jaemin-ah siapa yang meneleponmu?” tanya junsoo oppa
“temanku jun-ra”
“Oh jun ra-ssi. Btw dia sudah lama tidak main kesini. Waeyo?” tanya opp
“patah hati mungkin.”  Jawabku enteng
“ya! Jaemin-ah apa hubungannya dengan patah hati?” tanya jungsoo oppa bingung
“entahlah. Aku tidak mau membahasnya.”
Aku tahu memeng sejak Jungsoo oppa jadian dengan Yoona onnie, Junra jarang sekali main ke rumahku.
Lalu kulanjutkan ritual sarapan kesianganku tadi.
“jaemin-ah, Hyukie akan bermalam disini. Karena dia meminta bantuanku unuk mengerjakan tugasnya.” Tiba-tiba oppa berbicara.
“uuhuuuk... uuhuuuk.” Ah sial aku tersedak makananku. Karena aku terkejut kalau hyukie oppa akan bermalam bersama kami.
“kalau makan itu pelan-pelan saja. Nih minumnya” hyukjae oppa memberikanku segelas air putih.
“gomawo oppa”
Aku melihat kearah jam dinding waktu sudah menunjukkan pukul 11.00.
Ritual sarapan kami selesai. Dan seperti biasa setela makan, aku yang membereskan semuanya. Kalau oppa hanya bertugas memasak.
Setelah aku membereskan semuanya aku melihat jam dinding. Sudah pukul 12.00
Aku bergegas ke kamar ku, ku ambil handukku lalu aku mandi.
Setelah setengah jam aku siap, aku pergi dari kamarku lalu memghampiri oppa.
“oppa, aku mau pergi bertemu dengan jun ra.” Kataku
“bertemu dimana?” tanya jungsoo oppa
“cafe dekat sekolah.” Jawabku ringan
Lalu jungsoo oppa mengatakan sesuatu kepada hyukjae oppa. Tapi aku tidak mendengarnya.
“ara. Tapi biar hyukie yang menemanimu” opp seenaknya sediri memutuskan.
“oppa, tapi ini kan masalah pribadi. Dan aku bisa naik bus.” Jawabku manyun
“tidak usah tapi-tapian. Kau bilang kau naik bus? Sejak kapan aku membolehkanmu naik bus sendirian? Andwae.” Jungsoo oppa ini kalau punya kemauan harus dituruti.
Aku hanya menghela napas.
“hyukie jaga dongsengku baik-baik ya. Gomawo. Miane sudah merepotkan.” Kata oppa kepada hyukjae oppa
“gwenchanayo hyung. Aku juga dengan senang hati menemani dongsaeng mu yang manis ini.” guda hyukjae oppa diikuti senyuman jungsoo oppa.
Entah kenapa aku merasa pipi ku memanas aku yakin mukaku memerah bak kepiting rebus.
“kajja.” Hyukjae oppa berjalan sambil memasang jaketnya
“ne. Gomawo oppa.”
Dia hanya membalas dengan senyuman.

TBC.

Comments

Popular posts from this blog

Campus Housing